Sudah menjadi “saya”, anak yang penurut di hadapan orang tua. Saya bukan anak yang pemberontak. Well, I’ve been there once, but it was the time when I still teenage and did not know what to do in life.. Setelahnya saya tumbuh menjadi “gadis baik2” kalau kata teman2 S1 saya. Dan di hadapan sahabat S2 saya, saya pun disebut “anak baik2”. Semakin kesini, saya semakin menghargai nilai kejujuran, kebaikan, kasih sayang, dan kerja keras. Setelah mengalami sendiri kerasnya kehidupan dan sulitnya mencari nilai2 di atas, ketika saya kembali ke rumah, saya menemukan itu semua dari orang tua saya. Dan saya yakin banyak orang tua yang juga menghadirkan (lebih dari) nilai2 itu di rumahnya.
Saya melihat ibunda saya mengajarkan kejujuran. Cara pandang gamblangnya melihat kehidupan dan logika yang belum bisa saya terjemahkan dengan teori mana2, membuatnya menjadi pribadi yang kuat dan berprinsip. Dia menjadi wanita masa kini yang cerdas, memiliki hati yang lembut dan sangat kuat. She is the answer that my heart can’t give.
Saya melihat kebaikan dan kasih sayang dari keduanya. Mereka memperhatikan orang2 yang mengulurkan brosur di jalanan, ramah kepada tukang parkir, memiliki sifat humor kepada supir bajai, dan santun terhadap tetangga. Oleh keluarga besar mereka menjadi orang yang sangat dipercaya.
Kerja keras. I’m proud of my dad’s hard work. I’m his number one fan. He is everything I need to solve my logic problem.